SUTTA PITAKA
Sutta Pitaka terdiri atas lima 'kumpulan' (nikâya) atau buku,
yaitu :
1. Dîgha Nikâya,
merupakan buku pertama dari Sutta Pitaka yang terdiri atas 34 Sutta
panjang, dan terbagi menjadi tiga vagga : Sîlakkhandhavagga, Mahâvagga
dan Pâtikavagga. Beberapa di antara sutta-sutta yang terkenal ialah
: Brahmajâla Sutta (yang memuat 62 macam pandangan salah), Samannaphala
Sutta (menguraikan buah kehidupan seorang petapa), Sigâlovâda
Sutta (memuat patokan-patokan yang penting bagi kehidupan sehari-sehari
umat berumah tangga), Mahâsatipatthâna Sutta (memuat secara
lengkap tuntunan untuk meditasi Pandangan Terang, Vipassanâ), Mahâparinibbâna
Sutta (kisah mengenai hari-hari terakhir Sang Buddha Gotama).
2. Majjhima Nikâya,
merupakan buku kedua dari Sutta Pitaka yang memuat kotbah-kotbah
menengah. Buku ini terdiri atas tiga bagian (pannâsa); dua pannâsa
pertama terdiri atas 50 sutta dan pannâsa terakhir terdiri atas 52
sutta; seluruhnya berjumlah 152 sutta. Beberapa sutta di antaranya ialah
: Ratthapâla Sutta, Vâsettha Sutta, Angulimâla Sutta,
Ânâpânasati Sutta, Kâyagatasati Sutta dan sebagainya.
3. Anguttara Nikâya,
merupakan buku
ketiga dari Sutta Pitaka, yang terbagi atas sebelas nipâta (bagian)
dan meliputi 9.557 sutta. Sutta-sutta disusun menurut urutan bernomor,
untuk memudahkan pengingatan.
4. Samyutta Nikâya,
merupakan buku keempat
dari Sutta Pitaka yang terdiri atas 7.762 sutta. Buku ini dibagi menjadi
lima vagga utama dan 56 bagian yang disebut Samyutta.
5. Khuddaka Nikâya,
merupakan buku kelima
dari Sutta Pitaka yang terdiri atas kumpulan lima belas kitab, yaitu :
a. Khuddakapâtha,
berisi empat teks : Saranattâya, Dasasikkhapâda, Dvattimsakâra,
Kumârapañha, dan lima sutta : Mangala, Ratana, Tirokudda,
Nidhikanda dan Metta Sutta.
b. Dhammapada,
terdiri atas 423 syair yang
dibagi menjadi dua puluh enam vagga. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia.
c. Udâna,
merupakan kumpulan delapan
puluh sutta, yang terbagi menjadi delapan vagga. Kitab ini memuat ucapan-ucapan
Sang Buddha yang disabdakan pada berbagai kesempatan.
d. Itivuttaka,
berisi 110 sutta, yang masing-masing
dimulai dengan kata-kata : vuttam hetam bhagavâ (demikianlah sabda
Sang Bhagavâ).
e. Sutta Nipâta,
terdiri atas lima vagga
: Uraga, Cûla, Mahâ, Atthaka dan Pârâyana Vagga.
Empat vagga pertama terdiri atas 54 prosa berirama, sedang vagga kelima
terdiri atas enam belas sutta.
f. Vimânavatthu,
menerangkan keagungan
dari bermacam-macam alam deva, yang diperoleh melalui perbuatan-perbuatan
berjasa.
g. Petavatthu,
merupakan kumpulan cerita mengenai
orang-orang yang lahir di alam Peta akibat dari perbuatan-perbuatan tidak
baik.
h. Theragâthâ,
kumpulan syair-syair,
yang disusun oleh para Thera semasa hidup Sang Buddha. Beberapa syair berisi
riwayat hidup para Thera, sedang lainnya berisi pujian yang diucapkan oleh
para Thera atas Pembebasan yang telah dicapai.
i. Therigâthâ,
buku yang serupa
dengan Theragâthâ yang merupakan kumpulan dari ucapan para
Theri semasa hidup Sang Buddha.
j. Jâtaka,
berisi cerita-cerita mengenai
kehidupan-kehidupan Sang Buddha yang terdahulu.
k. Niddesa,
terbagi menjadi dua buku : Culla-Niddesa
dan Mahâ-Niddesa. Culla-Niddesa berisi komentar atas Khaggavisâna
Sutta yang terdapat dalam Pârâyana Vagga dari Sutta Nipâta;
sedang Mahâ-Niddesa menguraikan enam belas sutta yang terdapat dalam
Atthaka Vagga dari Sutta Nipâta.
l. Patisambhidâmagga,
berisi uraian
skolastik tentang jalan untuk mencapai pengetahuan suci. Buku ini terdiri
atas tiga vagga : Mahâvagga, Yuganaddhavagga dan Paññâvagga,
tiap-tiap vagga berisi sepuluh topik (kathâ).
m. Apadâna,
berisi riwayat hidup dari
547 bhikkhu, dan riwayat hidup dari 40 bhikkhuni, yang semuanya hidup pada
masa Sang Buddha.
n. Buddhavamsa,
terdiri atas syair-syair yang
menceritakan kehidupan dari dua puluh lima Buddha, dan Buddha Gotama adalah
yang paling akhir.
o. Cariyâpitaka,
berisi cerita-cerita
mengenai kehidupan-kehidupan Sang Buddha yang terdahulu dalam bentuk syair,
terutama menerangkan tentang 10 pâramî yang dijalankan oleh
Beliau sebelum mencapai Penerangan Sempurna, dan tiap-tiap cerita disebut
Cariyâ.
Senin, 05 November 2012
04.37
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar